CIANJUR – Masyarakat perkotaan di Kabupaten Cianjur berisiko mengalami stunting. Satu di antara pemicunya akibat faktor lingkungan.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cianjur, Amad Mutawali, mengatakan Keluarga Berisiko Stunting (KRS) mayoritas berada wilayah perkotaan. Kepadatan penduduk dan permukiman ditambah kurangnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan jadi salah satu faktor penyebabnya.
“Sanitasi di wilayah perkotaan relatif kurang terjaga dengan baik. Akibatnya, wilayah di perkotaan menjadi kumuh. Ini jadi pemicu terjadinya KRS,” kata Mutawali, Jumat, 30 Agustus 2024.
Karena itu, kata dia, sanitasi menjadi salah satu faktor yang harus jadi perhatian. Selain itu, untuk mencegah kasus stunting, calon pengantin diingatlan agar tidak menikah di usia dini serta menjaga usia kehamilan, termasuk tidak hamil di usia lanjut.
“Pernikahan usia dini berisiko mengalami anemia. Kita juga terus memberikan penyuluhan kepada calon pengantin menciptakan keluarga berkualitas. Intinya, jangan sampai mereka berisiko tinggi,” pungkasnya. (bay)




