CIANJUR – Puluhan bangunan SD dan SMP di Kabupaten Cianjur terdampak bencana hidrometeorologi yang dipicu cuaca ekstrem. Dari 39 sekolah yang terdata rusak, 7 di antaranya bangunan SMP dan 32 bangunan SD.
Kepala Bidang SMP Disdikpora Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin, mengatakan 7 sekolah yang terdampak di antaranya
SMPN 1 Agrabinta, SMP Tunas Bangsa Takokak, SMPN 2 Kadupandak, SMPN 2 Takokak, SMPN 2 Haurwangi, dan SMPN 1 Warungkondang.
Kerusakan rata-rata terdapat pada ruangan kelas serta pagar sekolah. Di SMPN 1 Warungkondang misalnya, bencana mengakibatkan pagar sekolah rusak.
“Pagarnya roboh karena pohon tumbang,” terang dia.
Meski terdampak bencana, kata Helmi, tetapi pembelajaran tetap dilakukan di ruang kelas. Hanya satu SMP yang menerapkan pembelajaran secara online atau daring.
“Saat ini kan sedang ulangan semester. Khusus SMP 1 Tugas Bangsa Takokak itu dilaksanakan di rumah masing-masing secara online karena ada lima ruangan yang terkena dampak pergerakan tanah,” paparnya.
Sementara itu, Kabid SD Disdikpora Kabupaten Cianjur, Aripin, mengatakan bangunan SD rusak akibat bencana mayoritas berada di selatan Cianjur.
“Terbanyak di Kecamatan Tanggeung, Kadupandak, Pagelaran, Cijati, dan Agrabinta,” kata Aripin.
Mengenai proses belajar mengajar, Aripin sudah memerintahkan para kepala sekolah terlebih dahulu melakukan asesmen. Kemudian mengambil keputusan dengan mempertimbangkan kondisi bangunan sekolah dan peserta didik.
“Pertama harus diyakinkan dulu keamanan peserta didik. Apabila kondisinya membahayakan disikapi dengan pembelajaran darurat ataupun bila tidak bisa tatap muka melalui metode daring,” pungkasnya.
Bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem terjadi di 15 kecamatan di Kabupaten Cianjur. Wilayahnya terdiri dari Kecamatan Agrabinta, Campaka, Campakamulya, Cibeber, Cibinong, Cijati, Kadupandak, Leles, Naringgul, Pagelaran, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Takokak, dan Tanggeung.
Bencananya meliputi tanah longsor, pergerakan tanah, banjir, dan angin kencang. (bay)




