CIANJUR – Kecamatan Gekbrong ternyata dulunya merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Warungkondang, kemudian dimekarkan pada tahun 2004 dan resmi menjadi sebuah kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukabumi.
Di sisi utara, Kecamatan Gekbrong berbatasan dengan Kecamatan Warungkondang dan Kecamatan Cugenang, Selatan dengan Kecamatan Cibeber, Barat dengan Kecamatan Sukalarang Sukabumi dan Timur dengan Kecamatan Warungkondang.
Penamaan Kecamatan Gekbrong mengambil nama salah satu desa, yakni Desa Gekbrong sekaligus menjadi ibukotanya. Topografinya berupa dataran tinggi, dengan luas wilayah 4.628 hektare.
Terhitung sudah 20 tahun berdiri sendiri, kecamatan yang terdiri dari 8 desa, diantaranya Desa Cintaasih, Desa Cikancana, Desa Sukaratu, Desa Cikahuripan, Desa Gekbrong, Desa Kebonpeuteuy, Desa Songgom dan Desa Bangbayang itu dipimpin oleh 10 Camat hingga sekarang, mulai dari Camat pertama Dedi Sobandi hingga kini dijabat Camat perempuan Dewi Sartika
Sejak berdiri sendiri, Kecamatan Gekbrong mengalami beberapa perkembangan menuju arah baik. Hal itu terbukti dari keberadaan beberapa perusahaan besar diantaranya PT. Tirta Investama Cianjur yang memproduksi air mineral dan PT BSK ( Best Sejati Konesia) sebuah perusahaan garmen. Karyawannya pun mayoritas merupakan warga Kabupaten Cianjur.
Selain itu fasilitas penunjang seperti Pasar dan Puskesmas juga berdiri di Kecamatan Gekbrong.
Camat Gekbrong Dewi Sartika, mengatakan, saat ini banyak generasi muda yang tidak tahu sejarah Gekbrong merupakan kecamatan pemekaran dari kecamatan induknya yakni Kecamatan Warungkondang.
“Untuk gen z ini memang banyak yang belum tahu sejarah berdirinya Gekbrong yang dulunya merupakan wilayah dari Kecamatan Warungkondang, tetapi ada yang tahu juga. Hal-hal ini pun kami sosialisasikan setiap kegiatan terutama kepada Karang Taruna dan juga lewat media sosial,” kata Dewi, Selasa, (09/07/2024).
Dewi menambahkan, Kecamatan Gekbrong terus melakukan pelayanan-pelayanan umum untuk masyarakat.
Selain itu, patut berbangga memiliki prestasi dengan tidak adanya kasus stunting di delapan desa serta tidak ada anak yang putus sekolah.
“kami melakukan lokakarya mini, mengevaluasi kesehatan-kesehatan apa yang sudah meningkat dan membentuk di setiap desa gerakan orangtua asuh dan hasilnya Kecamatan Gekbrong bukan merupakan locus stunting,” pungkasnya. (bay)




