CIANJUR – Pagu anggaran biaya tak terduga (BTT) penanganan bencana di Kabupaten Cianjur relatif minim. Padahal, indeks risiko bencana di wilayah itu sangat tinggi.
DPRD Kabupaten Cianjur pun meminta agar pagu anggaran BTT kebencanaan ditambah. Minimalnya dua kali lipat dari anggaran BTT yang ada sekarang.
Salah satu contohnya kejadian bencana hidrometeorologi basah yang terjadi masif di lebih dari separuh wilayah di Kabupaten Cianjur. Selama masa tanggap darurat bencana, penanganannya tentu memerlukan anggaran yang sangat besar.
Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Cianjur Igun Hendra Gunawan mengatakan, anggaran BTT yang ada saat ini dinilainya tak akan mencukupi penanganan. Apalagi wilayah yang terdampak berada di 18 kecamatan dengan berbagai dampak kerusakan yang terjadi.
“BTT untuk bencana di Kabupaten Cianjur sekitar Rp2 miliar. Dengan anggaran itu, dipastikan tidak akan mencukupi,” kata Igun, Selasa, 10 Desember 2024.
Karena itu, kata Igun, perlu ada penambahan anggaran BTT kebencanaan. Idealnya, kata Igun, besaran BTT harus ditambah dua kali lipat.
“Harusnya BTT ini ditambah dua kali lipat baru bisa mencukupi untuk berbagai keperluan penanganan bencana di Kabupaten Cianjur,” ucapnya.
Kabupaten Cianjur merupakan salah satu daerah dengan potensi bencana paling tinggi di Indonesia. Kondisi itu dipicu kontur tanah labil karena daerah perbukitan.
“Cianjur masuk daerah potensi bencana yang tinggi di Indonesia. Malahan pernah menjadi nomor satu dengan potensi di antaranya gempa bumi, banjir, pergerakan tanah, longsor, dan lainnya,” pungkasnya.
Bencana di Kabupaten Cianjur terjadi di 18 kecamatan. Sebanyak 439 rumah rusak, 357 rumah terancam, dan 484 rumah terendam banjir.
Sedangkan sebanyak 2.760 jiwa terdampak. Sementara jumlah pengungsi mencapai 777 jiwa. (bay)




