CIANJUR – Pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur kurun dua tahun terakhir didominasi kelompok rentan usia produktif. Secara keseluruhan, jumlah pengidap HIV/AIDS yang tercatat Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat pada 2023-2024 mencapai 503 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cianjur Frida Layla Yahya mengatakan, kalangan usia produktif yang merupakan pengidap HIV/AIDS sebesar 60,7 persen. Jumlahnya terbilang cukup tinggi.
Kondisi itu dimungkinkan akibat perilaku seks bebas dan hubungan penyuka sesama jenis atau perilaku seks menyimpang.
“Penderita HIV/AIDS selama 2023 sebanyak 208 orang dan pada 2024 sebanyak 295 orang. Jadi, ada kenaikan dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini akibat perilaku seks bebas, terutama LSL (lelaki seks lelaki),” kata Frida, Selasa, 21 Januari 2025.
Para pengidap penyakit itu disarankan rutin datang ke pusat kesehatan agar mendapatkan obat khusus.
“Penanganan untuk penderita ya direkomendasikan berobat ke fasilitas kesehatan yang melayani penderita HIV. Mereka disarankan mengonsumsi obat Antiretro Viral (ARV) untuk menekan virulensi virus HIV-nya,” ujarnya.
Frida menyebut, Dinkes Cianjur juga lebih
gencar melakukan skrining sehingga penemuan kasus penularan HIV/AIDS di Kabupaten Cianjur akan lebih banyak.
“Semakin banyak yang sadar untuk diperiksa secara mandiri. Setelah sosialisasi dan edukasi, jumlah temuan kasus lebih banyak. Semakin kita banyak melakukan skrining atau pemeriksaan pada populasi kunci, pasti akan bertambah juga yang positif,” paparnya.
Frida mengimbau pengidap HIV/AIDS agar absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum menikah, bersikap saling setia kepada satu pasangan seks, berhubungan seks menggunakan kondom, tidak memakai narkoba, serta edukasi dan informasi agar tahu penularan pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS.
“Metode itu dikenal sebagai ABCDE. Imbauan dari Dinkes Cianjur untuk masyarakat,” pungkasnya. (bay)




