CIANJUR – Rekaman suara percakapan Kepala Desa Sukaluyu Uher Suherman yang terindikasi menjelek-jelekkan program ketahanan pangan di desa lain makin melebar. Meskipun kepala desa sudag mengklarifikasinya, tapi gabungan kelompok tani (gapoktan) di desa tersebut malah meradang.
Mereka tak menerima kelompoknya ikut dikait-kaitkan pada rekaman suara percakapan tersebut.
Ketua Gapoktan di Desa Sukaluyu Hamin (75), menegaskan kelompoknya tak pernah menawarkan diri menggarap program ketahanan pangan saat dilaksanakan musyawarah desa.
“Saya tidak pernah mengatakan hal demikian atau bahasa meminta program ketahanan pangan diberikan kepada Gapoktan. Bahkan saksinya ada saat pertemuan di antaranya pengurus dan anggota Gapoktan, BPD, dan pengurus BumDes,” kata Hamin, Kamis, 26 Desember 2024.
Dia menilai apa yang dituduhkan terhadapnya merupakan pencemaran nama baik. “Ini pencemaran nama baik. Hati saya perih. Manusiawi lah,” tutur dia.
Setelah tersebarnya pernyataan Uher di pemberitaan yang terkesan memojokkan dirinya dan Gapoktan, Hamim pun meminta difasilitasi Camat Sukaluyu untuk bermusyawarah dengan Kades Sukaluyu.
“Saya minta Pak Camat mengadakan musyawarah. Pertemukan saya dengan Kades Uher,” tegasnya.
Sebelumnya, rekaman suara Kepala Desa Sukaluyu Uher Suherman yang dinilai menjelek-jelekan dan menghina desa lain soal program ketahanan pangan tersebar. Kabarnya, rekaman suara itu dibuat kepala desa tiga tahun lalu atau saat Pandemi Covid-19.
Kepala Desa Sukaluyu Uher Suherman pun mengklarifikasi langsung ke Camat Sukaluyu Saripudin.
Menurut Saripudin, berdasarkan pengakuan Kepala Desa Sukaluyu, rekaman suara itu dibuat karena tersinggung dengan pernyataan ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
“Pada waktu itu yang bersangkutan terpancing pernyataan Ketua Gapoktan yang meminta agar semua program ketahanan pangan diserahkan kepada mereka,” tutur Saripudin. (bay)




