CIANJUR – Raibnya ratusan karung beras ketahanan pangan (ketapang) di Desa Sukamaju Kecamatan Cianjur diduga digasak maling masih berbuntut panjang. LSM Prabhu Indonesia Jaya akan melaporkan ke aparat penegak hukum (APH) karena ada indikasi hilangnya beras hanya akal-akalan alias kongkalikong.
Indikasi itu tentu bukan tanpa bukti. Hasil investigasi yang dilakukan Prabhu Indonesia Jaya, terdapat indikasi dugaan keterlibatan kepala desa pada kasus hilangnya ratusan karung beras ketapang itu.
Sekretaris Prabhu Indonesia Jaya DPD Kabupaten Cianjur Riki Supiandi mengatakan, beredar informasi ada indikasi kepala desa mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan beras ketahanan pangan. Indikasi itu berdasarkan hasil komunikasi dengan masyarakat dan beberapa tokoh.
“Kami mendapatkan informasi, dari anggaran Rp270 juta untuk pembelian 20 ton beras program ketapang, kades diduga mendapat keuntungan sebesar Rp20 juta,” kata Riki, Selasa, 14 Januari 2025.
Bahkan, lanjut dia, tim di lapangan mendapati kualitas beras tidak sesuai dengan yang tercantum pada rencana anggaran biaya (RAB). Informasi dari masyarakat, terjadi juga dugaan
penjualan beras katapang ke penggilingan padi seharga Rp11.500.
“Kami melihat kualitas beras yang dibeli pihak desa tidak sesuai dengan RAB senilai Rp13.500 per kg. Kualitasnya sangat jelek. Beras murah. Banyak pecahannya,” paparnya.
Atas temuan hasil investigasi di lapangan tersebut, sebut Riki, LSM Prabhu Indonesia Jaya akan melaporkan ke aparat penegak hukum.
“Atas berbagai permasalahan di Desa Sukamaju itu, maka kami akan secepatnya melapor ke APH,” pungkasnya. (bay)




