CIANJUR – Suasana debat kandidat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Cianjur sempat diwarnai pernyataan saling sindir di antara ketiga pasangan calon. Terutama saat membahas soal kelaikan pemimpin di wilayah itu.
Seperti diketahui, debat perdana itu digelar di salah satu hotel di Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat, 25 Oktober 2024. Tiga pasangan calon hadir dengan penuh kepercayaan diri.
Paslon nomor urut 1 yaitu Herman Suherman-Muhammad Solih Ibang, paslon nomor urut 2 Muhammad Wahyu-Ramzi Geys Thebe, dan paslon nomor urut 3 Deden Nasihin-Neneng Efa Fatimah.
Debat mengusung tema ‘Membangun Cianjur yang Mandiri, Berdaya Saing, dan Berbudaya Menuju Masyarakat yang Sejahtera’. Para pendukung masing-masing pasangan calon pun menambah riuh suasana debat.
Pada pemaparannya soal kepemimpinan, calon Wakil Bupati Cianjur Ramzi Geys Thebe menekankan agar seorang pemimpin itu harus banyak blusukan ke daerah pelosok. “Pemimpin Cianjur itu harus main jauh, agar mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat,” tutur Ramzi.
Herman yang merupakan kandidat petahana langsung menimpali pernyataan Ramzi. Herman menyiratkan soal itu tak perlu diajari karena dia sudah cukup berpengalaman sebagai birokrat di lingkungan Pemkab Cianjur.
“Saya sudah 36 tahun jadi ASN dari mulai kasi, kabid, kadis, dirut, hingga wabup dan sekarang bupati. Pada waktu itu daat jadi wabup, bupatinya terkena OTT KPK,” timpalnya disambut riuh pendukungnya.
Tak mau ketinggalan, calon bupati nomor urut 3 Deden Nasihin juga ikut mengomentari. Deden terkesan menyindir paslon nomor urut 1 dan 2 yang menyatakan bahwa pemimpin yang berpengalaman sulit memajukan Cianjur.
“Yang berpengalaman saja sulit memajukan Cianjur apalagi yang tidak berpengalaman,” kata Deden.
Pernyataan Deden langsung ditimpali Ramzi. Dia menyebut pernyataan Deden Nasihin terkesan melemahkan kalangan muda.
“Menyebut tidak berpengalaman itu merupakan statemen berbahaya. Menyakiti kalangan muda,” pungkasnya. (bay)




